
KUTIPAN – Ada dua hal yang bisa bikin dada orang tua di kampung mengembang bak balon ulang tahun: anaknya nikah sama pilot atau anaknya resmi diangkat jadi ASN. Nah, kemarin, sebanyak 3.559 ASN resmi menerima SK di Halaman Kantor Gubernur Kepri, Dompak. Lengkap dengan upacara, sambutan Gubernur, dan tentu saja… seragam rapi yang baru di-laundry.
Dari jumlah itu, ada 78 CPNS, 88 PPPK guru, 174 PPPK kesehatan, dan paling banyak, 3.219 PPPK teknis. Bisa dibilang, hampir semua sektor kehidupan punya wakilnya.
Gubernur H. Ansar Ahmad hadir langsung dan menyambut mereka dengan pesan tegas namun penuh harap. Dan seperti guru besar di film-film, ia menyampaikan wejangan: jadi ASN itu bukan cuma soal gaji bulanan yang masuk tanggal 1.
“Momentum ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Untuk sampai ke titik ini bukanlah hal yang mudah. Syukuri pencapaian ini dengan semangat kerja yang tinggi dan kualitas pelayanan yang baik,” kata Gubernur Ansar, dengan nada antara bangga dan mengingatkan.
Jangan salah. ASN bukan hanya gelar mentereng di bio WhatsApp. Menurut Gubernur, itu amanah. Tangis haru saat terima SK mungkin wajar, tapi kerja keras setelahnya itu wajib.
Gubernur Ansar bahkan memberi reminder keras tapi manis soal tanggung jawab:
“Menjadi ASN berarti terikat oleh kode etik dan aturan. ASN harus menjunjung nilai-nilai BerAKHLAK: Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.”
Kalau ada yang baru tahu akronim BerAKHLAK hari itu, tenang. Nggak dosa, tapi jangan sampai nggak praktik.
Untuk para PPPK, pesan Gubernur lebih mirip surat kontrak tak tertulis: lima tahun masa kerja, tapi ada evaluasi setiap tahun. Jadi ya, jangan merasa aman dulu hanya karena sudah punya SK.
“Kompetensi, etos kerja, dan kontribusi nyata dalam pelayanan publik menjadi faktor penting dalam penilaian tersebut,” katanya. Singkatnya: jangan asal absen, bro.
Tak hanya itu, Gubernur juga bawa kabar dari dapur pusat. Katanya, Pemprov Kepri sudah curhat formal ke DPR RI minta regulasi yang jelas buat pekerja paruh waktu. Soalnya, banyak yang kerja kayak ASN, tapi status masih setengah hati. Nggak jelas ujung karirnya, kayak hubungan yang cuma dianggap “teman tapi sering ditelepon”.
“Kita sudah mengusulkan ke Komisi II DPR RI agar pemerintah pusat segera menerbitkan regulasi resmi terkait pekerja paruh waktu,” ujar Ansar.
Gubernur mengakhiri pidatonya dengan harapan yang sangat masuk akal, namun sering dilupakan begitu meja kerja dan rutinitas mulai menyapa:
“Jadilah CPNS dan PPPK yang berdedikasi tinggi dalam membangun Provinsi Kepulauan Riau.”
Iya, kerja ASN itu kadang sunyi, penuh prosedur, dan sering dikira enak padahal penuh tekanan. Tapi kalau diniatkan benar, bisa jadi jalan ibadah. Toh, melayani masyarakat itu amal juga kan?
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.