
KUTIPAN – Hari Pendidikan Nasional bukan cuma tentang upacara dan posting kata-kata bijak di Instagram. Setidaknya itu yang mau diingatkan Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura, saat hadir di acara silaturahmi Ikatan Alumni (IKA) dan Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Sabtu (10/5) kemarin.
Bertempat di Auditorium UMRAH Dompak, acara ini jadi semacam reuni lintas angkatan sekaligus refleksi, bertepatan dengan peringatan Hardiknas 2025. Bukan sekadar hadir, Wagub Nyanyang malah jadi keynote speaker, membentangkan gagasan penting soal makna pendidikan yang sering kali keburu dilupakan: membentuk karakter, bukan cuma mentransfer ilmu.
“Pendidikan tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, menumbuhkan inovasi, serta menghasilkan kontribusi nyata untuk pembangunan daerah,” katanya. Gaya penyampaiannya sederhana, tapi pesannya dalam: Pendidikan mestinya ngasih manfaat nyata, bukan sekadar gelar panjang di belakang nama.
Sebagai provinsi kepulauan dengan potensi laut yang luar biasa, Kepri memang butuh SDM tangguh dan kreatif. Wagub Nyanyang menekankan, “civitas akademika dan alumni FISIP UMRAH harus aktif mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas SDM Kepri yang berdaya saing dan berkarakter.”
Tidak berhenti di teori, Nyanyang juga bawa fakta di lapangan: kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Kepri terus diperkuat. Targetnya jelas, menggenjot sektor strategis seperti kelautan, industri maritim, pariwisata bahari, hingga energi terbarukan. Semua ini biar Kepri nggak cuma jadi ‘penonton’ di tengah gempuran arus global, tapi benar-benar jadi pemain utama.
Malah, soal investasi, Kepri lagi-lagi unjuk gigi. “Realisasi investasi di Kepri hingga Triwulan I 2025 telah mencapai Rp13,2 triliun. Ini adalah sinyal kuat bahwa Kepri semakin dipercaya investor,” ujarnya. Pesan lanjutannya lebih mantap: mahasiswa mesti siap jadi agen perubahan. Bukan cuma jago diskusi di kafe, tapi juga berani bikin gebrakan nyata.
Acara ini juga makin berbobot dengan kehadiran Dekan FISIP UMRAH, Sayed Fauzan Riyadi. Di hadapan alumni dan mahasiswa, ia menegaskan perubahan misi kampus. Kalau dulu slogannya “Kampus Merdeka”, sekarang jadi “Kampus Berdampak”. Alias, hasil belajar mesti terasa, minimal di lingkungan sekitar.
“Alumni adalah mata, telinga, dan hati kami dalam menilai seberapa besar program pendidikan yang kami jalankan memberikan dampak. Maka, kami sangat terbuka terhadap kritik, masukan, dan kolaborasi yang membangun,” ujar Fauzan, membuka pintu selebar-lebarnya buat semua kritik yang jujur dan membangun.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor III UMRAH Suryadi, Inspektur Daerah Kota Tanjungpinang Surjadi, Ketua IKA FISIP UMRAH, para alumni, serta ratusan mahasiswa yang memenuhi auditorium.
Jadi, di tengah semua seruan membangun negeri, intinya sederhana: Pendidikan bukan soal siapa paling cepat lulus, siapa IPK-nya paling kinclong. Pendidikan adalah soal siapa yang paling bisa kasih dampak.
Editor: Fikri Laporan ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan.