
KUTIPAN – Kalau mau cari tempat yang bukan cuma Instagramable, tapi juga penuh makna historis, Pulau Penyengat adalah jawabannya. Nggak heran, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, semangat banget ngajak Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof. Brian Yuliarto, buat mampir ke pulau bersejarah ini, Jumat (25/4) kemarin.
Nggak cuma jalan-jalan biasa, kunjungan ini bernuansa sakral. Begitu sampai, rombongan yang juga diisi sama Mantan KASAL Laksamana TNI (Purn) Marsetio dan Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji, Agung Dhamar Syakti, langsung menuju Masjid Raya Sultan Riau Lingga. Ini bukan masjid biasa, bro, tapi masjid penuh sejarah yang katanya jadi saksi bisu perjalanan Bahasa Indonesia.
Di masjid ini, Gubernur Ansar naik level jadi khatib sholat Jumat. Dalam khutbahnya, beliau ngebahas soal negeri Saba, sembari nyelipin pesan penting: jangan sampai kita abai menjaga warisan budaya yang jadi identitas bangsa.
Prof. Brian yang biasanya berkutat di dunia teknologi, kelihatan takjub. “Saya sangat terkesima bisa menginjakkan kaki di Pulau Penyengat, tempat kelahiran Bahasa Indonesia,” katanya sambil senyum-senyum puas. Ia juga apresiasi tinggi terhadap upaya Pemerintah Provinsi Kepri yang serius merawat tempat bersejarah ini.
Pulau Penyengat sendiri bukan tempat baru dalam sejarah nasional. Di sinilah cikal bakal Bahasa Indonesia dipupuk. Dulu, Raja Ali Haji, yang jenius itu, menyusun karya-karya sastra Melayu yang jadi akar kuat Bahasa Indonesia modern.
Dalam kunjungan yang penuh rasa haru dan bangga ini, terlihat betul kalau Pulau Penyengat bukan sekadar destinasi wisata biasa. Ini adalah napas sejarah yang masih hidup, tempat kita bisa belajar tentang jati diri bangsa sambil menikmati keindahan arsitektur masa lalu yang tetap gagah berdiri.
Laporan: Dito Editor: Fikri