
KUTIPAN – Ada satu hal yang lebih menyakitkan daripada mantan nikah duluan: gaji telat masuk padahal tanggal muda sudah lewat jauh. Dan itulah yang sedang terjadi di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Ketika para ASN masih menghitung sisa saldo e-wallet dan berharap keajaiban tanggal 25, Bupatinya, Muhammad Nizar, malah terbang ke Tiongkok.
Yes, Tiongkok, sodara-sodara. Bukan Batam. Bukan Tanjungpinang. Tapi Negeri Tirai Bambu yang jauhnya itu bisa bikin kuota roaming jebol.
Publik, tentu saja, langsung pasang mode detektif: “Lho, jangan-jangan karena jalan-jalan ke Tiongkok ini, gaji ASN jadi telat?” Tapi tunggu dulu. Menurut pengakuan Bupati Nizar, dua hal itu sama sekali nggak nyambung.
“Gaji yang terlambat hari ini… saya tak mau menyalahkan daripada pemerintah provinsi atau dari pihak manapun,” kata Nizar penuh diplomasi saat diwawancarai, Minggu, 20 April 2025.
Pernyataan ini, walau terdengar seperti kalimat damai menjelang lebaran, tetap nggak menjawab pertanyaan mendasarnya: kenapa gaji belum cair?
Tapi tenang, Bupati Nizar lanjut menjelaskan. Katanya, telat gaji ini bukan karena plesiran atau diplomasi investasi ke Tiongkok. “Jadi tidak ada kaitan hubungannya dengan pergi ke Cina, tidak ada kaitannya dengan pergi ke mana-mana. Tapi memang ini terpisah,” jelasnya, serius.
Oke, berarti ini semacam hubungan LDR: satu di sini nunggu gaji, satu di sana cari investor, tapi dua-duanya katanya saling sayang walau beda tempat.
Menurut sang Bupati, penyebab keterlambatan gaji adalah urusan teknis yang—sayangnya—ada di luar kendali langsung dirinya. Tapi, kabar baiknya, proses sedang berjalan. “Insya Allah minggu depan ini, mudah-mudahan minggu depan ini sudah dibayarkan. Karena sudah ada masuk dari transfer dari pemerintah Provinsi. Nah mudah-mudahan itu clear,” ujar Nizar dengan penuh harap.
Lalu soal kepergiannya ke Tiongkok? Tenang, itu bukan traveling cari view Instagramable. Itu misi negara. Misi ekonomi. Misi serius, bukan main-main.
“Kita berangkat ke luar, tapi murni karena bagaimana daerah ini cepat investasinya itu masuk. Investasinya itu tidak bodong, tidak kaleng-kaleng, bukan icak-icak, hanya sekedar investasi,” kata Nizar, mantap.
Kalau pakai istilah anak muda sekarang: bukan investasi ngadi-ngadi, tapi investasi yang no skip. Katanya sih, tujuan utama adalah percepatan pertumbuhan ekonomi daerah lewat investasi riil. Jadi bukan mimpi di siang bolong.
“Upaya besar yang sudah dilakukan itu, kita sudah melihat langsung. Jadi ini dua hal yang terpisah. Di satu sisi untuk investasi, di satu sisi memang ada bagian atau OPD teknisnya yang mengurus ini, yang telah melakukan komunikasi,” pungkasnya.
Dengan kata lain, ya silakan heran, tapi jangan buru-buru ngejudge. Bupati sedang berjuang—di luar negeri. Sementara di dalam negeri, OPD teknis sedang negosiasi agar gaji ASN segera cair. Semua pihak katanya bekerja. Cuma ya, kerja keras itu kadang tidak terlihat seperti saldo rekening.
Tapi tetap saja, dalam logika orang warung kopi, susah ngebayangin pejabat ke luar negeri untuk investasi, sementara yang di dalam negeri masih menunggu kepastian yang bahkan Netflix aja lebih rajin kasih update episode.
Akhir kata, semoga investasi Tiongkok-nya cepet deal, dan gaji ASN bisa ikut ngalir kayak aliran dana dari pusat. Karena rakyat itu paling setia… asal gaji nggak telat.
Tulisan ini masuk dalam rubrik Cerita Kutipan, laporan wartawan editorial redaksi yang telah dipoles dengan gaya media kutipan. Kalau mau kirim tulisan, bisa kirim ke penuliskutipandotco@gmail.com (asal bukan hoaks)