
KUTIPAN – Ombudsman RI Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) meninjau layanan autogate imigrasi yang belum lama ini diresmikan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam Centre di Pelabuhan Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center pada Jumat (14/02/2025).
“Sehubungan dengan telah diresmikannya fasilitas autogate di Pelabuhan Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center maka kami turun langsung melakukan pengamatan untuk pastikan fasilitas tersebut berfungsi dengan baik,” tutur Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepri, Dr Lagat Siadari pada Rabu (26/02/2025) di Kantor Perwakilan Ombudsman Kepri.
Saat itu, kegiatan dihadiri oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, Hajar Aswad beserta rombongan.
Berdasarkan pengamatan Ombudsman Kepri di lapangan, terdapat 5 fasilitas auto gate yang disediakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam di pintu keberangkatan dan 5 fasilitas autogate di pintu kedatangan.
“Kami amati, penggunaan fasilitas auto gate ini kurang lebih memakan waktu 15-20 detik per orang. Namun imigrasi manual juga tetap tersedia,” ujar Lagat.
Saat di Pelabuhan, kepada Ombudsman Kepri, Hajar Aswad memperkenalkan sistem Face Recognition Camera yang dapat mendeteksi pergerakan setiap orang dan melakukan konfirmasi data perlintasan apakah terdapat Warga Negara Asing (WNA) maupun Warga Negara Indonesia (WNI) yang masuk dalam daftar pencegahan dan penangkapan orang di Direktorat Jenderal Imigrasi, International Police Organization (IPO) maupun The International Criminal Police Organization (INTERPOL).
“Jadi apabila terdapat orang yang masuk dalam daftar tersebut, sistem akan mendeteksi tingkat kebenaran berkisar 80-90%. Data deteksi tersebut akan dapat dilihat oleh petugas pemeriksa imigrasi maupun supervisor yang ada di loket depan autogate maupun di control room,” jelas Lagat.
Dalam kesempatan itu, Ombudsman Kepri juga mengkonfirmasi kepada Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam mengenai isu masyarakat yang ditolak oleh pihak otoritas Imigrasi Malaysia di Johor karena saat keberangkatan dari Batam menggunakan fasilitas autogate.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari agen kapal Pintas Samudera Ferry yang melayani perlintasan Batam-Johor, memang benar terdapat masyarakat pengguna autogate yang ditolak dan diminta untuk kembali ke Batam oleh otoritas Imigresen Malaysia di Johor dikarenakan data perlintasan di sistem Imigresen Johor tidak ditemukan data masuk terhadap masyarakat yang menggunakan fasilitas autogate.
Namun pada bulan Oktober 2024, disampaikan Hajar Aswad, pihak Imigrasi telah berkoordinasi dengan Imigresen Malaysia mengenai permasalahan tersebut untuk konsiliasi mengenai penggunaan fasilitas autogate di Pelabuhan Internasional Batam Centre maupun Harbour Bay serta memastikan data perlintasan tersebut terhubung dengan pihak imigresen Malaysia.
“Pada November 2024, kondisi tersebut telah teratasi dan masyarakat yang akan melakukan perjalanan Batam-Johor maupun sebaliknya dapat menggunakan fasilitas autogate,” kata Lagat.
Ombudsman Kepri sangat mendukung layanan autogate ini, oleh sebab itu, Ombudsman berharap pihak imigrasi dapat melakukan sosialisasi yang masif terkait penggunaan dan layanan pengaduan.
“Meskipun, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam telah menyampaikan pesan untuk mengajak masyarakat menggunakan auto gate melalui video kepada agen kapal sebelum sampai di Pelabuhan Internasional Batam sebagai bentuk upaya sosialisasi, namun sebaiknya sosialiasi dilakukan lebih masif lagi,” ucap Lagat.
“Selain itu, sosialisasikan juga layanan pengaduan dan kelola dengan baik. Layanan autogate ini merupakan wajah Indonesia sebagai bangsa yang high technology sehingga jangan sampai pengguna layanan yang merasa kurang puas ini memviralkan di media sosial dan mencoreng citra baik Negara Indonesia dan Batam sebagai tujuan wisata,” tutup Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepri.