KUTIPAN – Kota Batam mencatatkan inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 2,04 persen pada November 2024 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,98. Hal ini diungkapkan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting, Selasa (3/12). Dalam rapat tersebut, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, M.Pd.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam yang dirilis dalam berita resmi No. 48/12/Th. 2024, inflasi terjadi akibat kenaikan harga pada sembilan kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam menyebutkan bahwa kelompok tersebut mencatat kenaikan sebesar 1,13 persen.
“Secara nasional, melalui Zoom Meeting, BPS memaparkan bahwa 8 dari 10 komoditas makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,22 persen. Sama seperti di Kota Batam, kenaikan angka inflasi disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” ujar Jefridin usai mengikuti rakor yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian.
Penyumbang Utama Inflasi di Batam
Pada November 2024, kenaikan harga berbagai komoditas menjadi pendorong inflasi. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y antara lain beras (0,11 persen), daging ayam ras (0,11 persen), tomat (0,10 persen), minyak goreng (0,07 persen), bawang merah (0,07 persen), dan bawang putih (0,03 persen).
Selain itu, sejumlah komoditas lainnya seperti anggur, ikan kembung, brokoli, dan telur ayam ras masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.
Namun, beberapa komoditas juga memberikan andil terhadap deflasi, seperti cabai merah (-0,49 persen), cabai rawit (-0,15 persen), kangkung (-0,05 persen), bayam (-0,02 persen), serta ikan layang dan buncis yang masing-masing menyumbang deflasi sebesar -0,01 persen.
Upaya Pemerintah Kendalikan Inflasi
Pemerintah Kota Batam terus berupaya mengendalikan inflasi melalui monitoring harga pasar dan komoditas yang mengalami kenaikan. “Dalam rangka mengendalikan inflasi di Kota Batam, Pemerintah Kota Batam melakukan monitoring oleh tim setiap bulannya dengan mengetahui harga pasar dan komoditas yang mengalami kenaikan. Hasil monitoring juga dilaporkan setiap bulan ke Kementerian Dalam Negeri,” jelas Jefridin.
Dengan inflasi m-to-m sebesar 0,22 persen dan y-to-d sebesar 1,55 persen, Pemerintah Kota Batam menegaskan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga stabilitas harga, khususnya pada kelompok pangan. Langkah ini dilakukan demi menjaga daya beli masyarakat dan mengantisipasi tekanan ekonomi yang lebih besar.