KUTIPAN – Dalam rangka mendukung Gerakan Literasi Nasional 2024, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra mengadakan Pertemuan Penulis Komik Bahan Bacaan Literasi di Jakarta pada 17–20 September 2024. Acara ini bertujuan meningkatkan kemampuan para penulis dalam menciptakan komik yang tidak hanya menarik tetapi juga mendidik, serta memperkuat minat baca di kalangan anak-anak Indonesia.
Sebanyak 83 penulis berpartisipasi dalam kegiatan ini, dengan target menghasilkan 116 bahan bacaan komik literasi. Selain pelatihan intensif, pertemuan ini juga memberikan ruang bagi penulis dari berbagai daerah untuk bertukar pengalaman, memperkaya teknik kepenulisan, dan saling mendukung.
Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menjelaskan bahwa kegiatan ini menargetkan pembaca menengah untuk mendorong peningkatan minat baca anak-anak. Ia mengapresiasi karya-karya yang telah diterima. “Dari 153 naskah yang masuk, kami memilih 116 komik terbaik untuk dikembangkan lebih lanjut,” ungkap Hafidz.
Ia menambahkan bahwa tahun ini, tiga tema utama diangkat, yaitu literasi sains dan kehidupan, lokalitas sebagai identitas, dan cerita anak Indonesia. “Kami berharap tema-tema ini bisa menguatkan nilai-nilai karakter sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter,” jelas Hafidz, Kamis (19/9/2024).
Lebih lanjut, Hafidz menekankan pentingnya bahan bacaan yang menarik secara visual. “Pembaca menengah memerlukan buku yang tidak hanya informatif tetapi juga menyenangkan secara visual untuk meningkatkan minat baca mereka,” tambahnya. Menurutnya, ketersediaan bahan bacaan yang sesuai dengan jenjang pembaca akan membantu meningkatkan minat baca dan mendorong kegiatan literasi lebih lanjut.
Badan Bahasa merencanakan peluncuran komik-komik hasil pelatihan ini pada perayaan Bulan Bahasa dan Sastra yang akan berlangsung 28 Oktober 2024.
“Kami berharap proses penulisan berjalan lancar dan tepat waktu, sehingga komik-komik ini dapat diluncurkan sesuai jadwal,” tambah Hafidz.
Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, menyoroti rendahnya minat baca di Indonesia yang dipengaruhi oleh keterbatasan bahan bacaan berkualitas. Badan Bahasa, menurutnya, terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi melalui berbagai program, seperti pengiriman buku ke wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), pelatihan penulis komik, dan pemanfaatan platform digital.
Aminudin juga menegaskan bahwa literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk memanfaatkan informasi guna meningkatkan kualitas hidup.
“Literasi adalah kemampuan mengemas informasi, baik tekstual maupun nontekstual, untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang,” jelasnya.
Ia berharap, para penulis yang mengikuti pelatihan ini dapat menghasilkan karya-karya terbaik mereka dan menyadari tanggung jawab besar dalam menciptakan bahan bacaan untuk anak-anak Indonesia.
“Tanggung jawab besar ini saya titipkan kepada Anda semua untuk menciptakan komik yang terbaik bagi anak-anak kita,” tutup Aminudin.