KUTIPAN – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang menyelenggarakan kegiatan Coffee Morning bersama Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau Kota Tanjungpinang di Hotel Nite n Day Tanjungpinang, Selasa (9/7/2024).
Kegiatan ini mengusung tema “Peran Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepulauan Riau Kota Tanjungpinang untuk Meningkatkan Pariwisata Kota Tanjungpinang” dan menghadirkan beberapa narasumber dari LAM Kepulauan Riau Kota Tanjungpinang. Mereka adalah Dato’ Al Mahuz, Dato’ Rendra Setyadiharja, S.Sos, M.Si, Dato’ Romi Aqmal, Dato’ Ramli Muasmara, dan Dato’ Yoan Sutrisna Nugraha.
Sekretaris Disbudpar Kota Tanjungpinang, Mulia Wiwin, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada LAM yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Wiwin menekankan pentingnya pelestarian adat istiadat dan budaya Melayu untuk meningkatkan pariwisata.
“Adat istiadat dan budaya Melayu merupakan warisan leluhur yang sangat berharga. Melalui pelestarian dan promosi adat istiadat ini, kita tidak hanya menjaga identitas dan jati diri bangsa, tetapi juga memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kekayaan budaya kita,” ujar Wiwin.
Wakil Ketua Timbalan LAM Kepri Kota Tanjungpinang, Dato’ H. Wan Rafiwar, mengharapkan diskusi ini memberikan wawasan dan solusi konkret untuk meningkatkan pariwisata di Kota Tanjungpinang.
“Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Melayu kita, sehingga dapat menjadi daya tarik yang mendukung pertumbuhan pariwisata di daerah kita,” ucap Wan Rafiwar.
Dato’ Rendra Setyadiharja, S.Sos, M.Si, salah satu narasumber, menjelaskan peran adat istiadat dalam meningkatkan pariwisata. Menurutnya, kekayaan budaya dan sejarah dapat menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Dengan menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya ini, Tanjungpinang dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berdaya saing,” ujar Rendra.
Para narasumber lainnya juga memberikan pandangan dan strategi untuk memajukan pariwisata melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga adat. Dato’ Al Mahuz menekankan pentingnya pendidikan bagi generasi muda dalam memahami dan melestarikan budaya Melayu, sementara Dato’ Romi Aqmal dan Dato’ Ramli Muasmara berbagi pengalaman tentang upaya LAM dalam mendukung pariwisata di Tanjungpinang.
Ketua Komisi II DPRD Kota Tanjungpinang, Fengky Fesinto SH, MH, yang turut hadir, mendukung program dan kegiatan yang mempromosikan budaya dan pariwisata daerah. Fengky percaya bahwa kolaborasi antara pemerintah, LAM, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan.
“Saya berharap LAM terus berperan aktif dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya Melayu serta menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pihak terkait. Dengan demikian, Kota Tanjungpinang dapat dikenal sebagai destinasi wisata yang menarik, unik, dan kaya akan nilai budaya,” harap Fengky.
Sebagai penutup, Sekretaris LAM Kepri Kota Tanjungpinang, Dato’ Al Mahfuz, menekankan pentingnya kolaborasi antara LAM, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan pariwisata berbasis budaya.
“Saya berharap, hasil dari kegiatan ini tidak hanya berhenti pada diskusi semata, tetapi dapat diimplementasikan dalam tindakan nyata yang memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Kota Tanjungpinang. Mari kita bersama-sama melangkah maju untuk mewujudkan Tanjungpinang sebagai destinasi wisata budaya yang dikenal luas dan dicintai banyak orang,” pungkas Al Mahfuz.
Kegiatan Coffee Morning ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang positif dalam meningkatkan sinergi antara LAM, pemerintah, dan masyarakat dalam mempromosikan pariwisata Kota Tanjungpinang. Dengan melestarikan adat istiadat dan kekayaan budaya, Tanjungpinang dapat menjadi destinasi wisata yang dikenal dan dicintai oleh banyak orang.
4o