Dalam rangka melindungi industri maritim dan kejayaan Kota Batam, 5 asosiasi yang tergabung dibidang maritim membentuk Aliansi Gerakan Kebangkitan Industri Maritim Batam (AGKIMB) yang diketuai oleh Osman Hasyim.
Adapun kelima asosiasi tersebut yakni Indonesian Shipping Agent Association (ISAA), Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), Asosiasi Logistik Forwarding Indonesia (ALFI), Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) dan Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo).
Osman Hasyim Ketua Aliansi Gerakan Kebangkitan Industri Maritim Batam (AGKIMB) mengatakan, aliansi ini terbentuk dalam rangka memperjuangkan visi, misi, memberikan kontribusi kepada pemerintah serta perlindungan agar industri maritim di Kota Batam sehat.
Dijelaskan Osman, pada tahun 2016 perekonomian Batam anjlok dikarenakan BP Batam serta instansi dan lembaga terkait mengambil kebijakan-kebijakan yang kontra produktif sehingga terjadilah PHK besar-besaran.
Bukan alasan covid atau alasan apapun yang menyebabkan perekonomian anjlok, banyak proyek yang masuk, kemudian kapal-kapal tidak mau masuk. Karena, kalau kebijakan-kebijakan tersebut diteruskan Batam hancur ekonominya dan itu benar.
“Karena itulah, pada tahun pertama dan kedua, masing-masing asosiasi akhirnya membentuk aliansi yang namanya Aliansi Gerakan Kebangkitan Industri Maritim Batam (AGKIMB) dan saat ini kita sudah berbadan hukum,” ucap Osman, pada Senin (29/8/2022).
Batam ini terlalu seksi dimana letaknya secara geografis sangat strategis dan ekonomis. Ini tidak ada dimiliki oleh negara manapun. Bayangkan, bandar-bandar negara yang makmur hanya memiliki letak strategis satu jalur, sementara Batam ada dua jalur yakni Utara-Selatan dan Barat-Timur sehingga tidak ada di dunia ini yang sehebat kita.
“Kita ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kita ada aliansi yang terdiri dari beberapa asosiasi dibidang maritim dan personel yang peduli tentang maritim dalam rangka memberikan kontribusi kepada pemerintah, masukan-masukan serta ikut memperjuangkan dimana ada kebijakan atau satu tindakan yang merugikan kemaritiman, maka aliansi ini yang akan memberi masukan dan perlindungan agar industri maritim kita sehat,” tegas Osman.
Osman berharap, industri maritim nantinya mampu membawa kesejahteraan bagi rakyat Batam, Indonesia pada umumnya.
Perlu diketahui, konsep poros maritim dunia yang disampaikan pemerintah pusat menurut kami sudah tepat, tinggal sentranya dimana. Kalau hitungan geografis sentranya harusnya di Batam karena disinilah letak lintang alur pelayaran internasional.
“Kita juga mengapresiasi kepada pimpinan BP Batam yang telah berani mengambil keputusan merubah Peraturan Kepala (Perka) Kepelabuhanan yang lebih bersahabat dan meransang pada pertumbuhan industri maritim. Dan ternyata apa yang dilakukan itu membawa hal yang positif, maka nya ekonomi kita bergerak lagi,” tambah Osman.
Perubahan tersebut merupakan perjuangan panjang Aliansi Gerakan Industri Maritim Batam sejak tahun 2016 dimana Perka Kepelabuhanan yang diterbitkan dinilai sebagai produk yang kontra produktif sehingga beberapa asosiasi terus menggalang kekuatan untuk memperjuangkan agar Perka tersebut di cabut karena akan membunuh industri pelayaran dan maritim Batam.
Misi utama kita nanti adalah aliansi sebagai corong menyampaikan ide, gagasan serta membantu pemerintah dan melindungi industri maritim pada umumnya.
“Suatu saat nanti menjadi sebuah keniscayaan industri maritim mampu berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat Batam khususnya dan Kepri pada umumnya,” pungkasnya.