
KUTIPAN – Kabar baik datang dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI: seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya berada di penampungan Myawaddy, Myanmar, telah berhasil dievakuasi. Namun, perjuangan belum usai. Masih ada sejumlah WNI yang terjebak di dalam perusahaan online scam di wilayah yang sama.
“Untuk saat ini tidak ada lagi WNI di penampungan di Myawaddy,” ujar Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha dalam keterangan resminya, Jumat (21/3/2025).
Meski begitu, Kemlu masih menerima laporan dan pengaduan dari WNI yang mengaku masih berada di lokasi-lokasi berbeda dalam jaringan perusahaan penipuan daring di Myawaddy. Sebagian dari mereka belum bisa diselamatkan karena keberadaan mereka sengaja disembunyikan.
Organisasi masyarakat sipil juga ikut memantau situasi. Koordinator Advokasi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Yuni Rohani, mengonfirmasi bahwa ada lima WNI yang hingga kini belum berhasil dievakuasi.
“Yang benar-benar terdeteksi oleh kami itu ada 5 orang. Masih di dalam perusahaan,” ujar Yuni.
Menurut Yuni, kelima WNI tersebut gagal dievakuasi karena saat proses penyelamatan berlangsung, mereka disembunyikan oleh perusahaan tempat mereka “bekerja”, sehingga tentara lokal tidak bisa menemukan mereka.
“Kami sudah sampaikan ke Kantor Staf Presiden (KSP) terkait keberadaan lima orang ini,” tambah Yuni.
Sebelumnya, pada 17 dan 18 Maret 2025, Pemerintah Indonesia melalui kerja sama antara Tim Pelindungan WNI Kemlu, KBRI Bangkok, dan KBRI Yangon berhasil mengevakuasi total 569 WNI korban online scam dari Myawaddy.
Dari jumlah tersebut, 169 WNI berhasil dievakuasi pada Selasa (18/3), terdiri dari 149 laki-laki dan 20 perempuan. Salah satunya diketahui tengah hamil.
“Mereka semua dalam kondisi sehat. Daerah asal terbanyak dari Sumatera Utara, Jawa Barat, Jakarta, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Utara,” jelas Judha Nugraha.
Meski sebagian besar WNI sudah selamat, pemerintah masih terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyelamatkan mereka yang masih tertahan. Nama-nama WNI yang sudah berhasil dipulangkan masih menunggu konfirmasi final dari pihak terkait.