KUTIPAN – Sebanyak 38 pegawai Badan Pengusahaan (BP) Batam mengikuti kegiatan Pelatihan Teknis Sistem Manajemen Kelangsungan Usaha (SMKU) Tahun 2024 di Gedung IT, Batam Center, pada Rabu (5/6/2024). Pelatihan ini diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Badan Standarisasi Nasional, bekerja sama dengan BP Batam, dan akan berlangsung selama tiga hari hingga Jumat (7/6/2024).
Pelatihan ini juga turut mengundang peserta dari pemerintah daerah Kota Batam, Provinsi Kepri, serta pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park (NDP) dan KEK Batam Aero Technic.
Pelatihan SMKU bertujuan untuk mempelajari manajemen risiko dalam upaya memitigasi risiko bencana yang disebabkan oleh alam, kemajuan teknologi, globalisasi, hingga perubahan iklim yang menyebabkan munculnya bencana-bencana baru.
“Dengan berbagai capaian kinerja ekonomi di Batam saat ini, penting untuk dilakukan antisipasi potensi risiko baik bencana alam maupun teknologi sehingga pada prosesnya dapat menjaga kepercayaan dan keberlangsungan bisnis dunia usaha,” kata Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam sambutannya melalui zoom meeting.
Senada dengan itu, Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto Pranoto, mengatakan mitigasi risiko dilakukan untuk menjaga iklim investasi Batam agar tetap kondusif, berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan sehingga pertumbuhan ekonomi dan realisasi investasi Batam terus meningkat.
“KPBPB Batam merupakan Kawasan Strategis Ekonomi yang memiliki nilai strategis secara nasional sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pertumbuhan ekonomi Batam tahun 2023 mencapai 7,04%, melampaui pertumbuhan ekonomi Kepri yang sebesar 5,20% dan nasional sebesar 5,05%,” ucap Enoh.
“Semoga dengan pelatihan ini dapat meningkatkan wawasan dan kompetensi dalam meningkatkan resiliensi usaha atau bisnis dalam menghadapi disrupsi dan bencana di kawasan strategis ekonomi,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan dan Manajemen Kinerja, Endry Abzan, menambahkan bahwa pelatihan tersebut selain meningkatkan kompetensi SDM dalam manajemen risiko juga merupakan wujud komitmen pihaknya untuk mendukung percepatan penerapan SMKU.
“Dengan meningkatnya kompetensi SDM dalam manajemen risiko, semoga menjadi motivasi dalam meningkatkan nilai Manajemen Risiko Indeks (MRI) BP Batam di tahun 2024 menjadi level 3 dari tahun sebelumnya yang baru di level 2 (berkembang) atau telah memenuhi MRI atas penilaian BPKP,” pungkas Endry.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengelolaan risiko di Batam, menjaga stabilitas ekonomi, dan mendukung keberlanjutan bisnis di kawasan tersebut.(Yun)