
KUTIPAN – Hari Minggu itu, suasana Gedung Daerah Tanjungpinang terasa lebih berdegup dari biasanya. Bukan karena ada konser dadakan atau rapat politik yang panas, tapi karena 22 dokter spesialis jantung dari berbagai rumah sakit di Kepulauan Riau berkumpul dalam acara bertema “Use Your Heart for Action – Don’t Miss a Beat.”
Acara ini bukan sekadar seremoni medis penuh istilah rumit. Diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Cabang Kepri bersama Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Provinsi Kepri, kegiatan ini jadi ajang ngobrol serius tapi santai tentang jantung — organ kecil yang sering diremehkan sampai dia mulai protes.
Talk show interaktif tersebut mengupas tuntas soal pentingnya deteksi dini penyakit kardiovaskular, cara mengendalikan faktor risiko, dan tentu saja pola hidup sehat yang sering dikampanyekan tapi jarang benar-benar dijalani. Peserta yang hadir tampak antusias, mungkin sebagian baru sadar bahwa “mager” juga ternyata salah satu musuh besar jantung.
Ketua YJI Provinsi Kepri, Yuniarni Pustoko Weni, menekankan bahwa kegiatan semacam ini bukan hanya seremonial tahunan, tapi bentuk nyata edukasi publik.
“Melalui kegiatan seperti ini, masyarakat dapat langsung berinteraksi dengan dokter spesialis dan memahami bahwa mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Jantung sehat dimulai dari kebiasaan sederhana sehari-hari,” ujar Weni.
Benar juga, menjaga jantung tidak perlu menunggu kolesterol numpang lewat dulu. Kadang cukup dengan jalan kaki 30 menit dan berhenti menyalahkan gorengan setiap kali periksa tekanan darah.
Sementara itu, perwakilan PERKI Kepri, dr. Afdhalun A. Hakim, menambahkan bahwa acara ini merupakan kali kedua diadakan di Tanjungpinang. Ia menjelaskan bahwa saat ini sekitar 20 dokter spesialis jantung telah bertugas di berbagai rumah sakit di Kepulauan Riau, membuat pelayanan kesehatan jantung semakin mudah dijangkau.
“Kami berharap masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan pemeriksaan jantung sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan sejak dini,” ujarnya.
Kolaborasi antara tenaga medis dan masyarakat, kata dr. Afdhalun, menjadi jantung kedua dalam upaya menekan angka penyakit jantung di daerah.
“Masyarakat perlu lebih aktif menjaga kesehatannya dan tidak menunggu gejala muncul untuk melakukan pemeriksaan,” tambahnya.
Biar makin semangat, kegiatan juga diselingi senam jantung sehat, simulasi Bantuan Hidup Dasar (BHD), dan pemeriksaan kesehatan jantung gratis di Puskesmas Tanjungpinang. Kalau setelah itu dada terasa hangat bukan karena cinta, mungkin karena jantungnya lagi bilang: terima kasih sudah peduli.





